Selasa, 30 Oktober 2012

Cerita WISUDA (part 2) : Saatnya berterima kasih ^^


Uuhhmmm…
Kalau dapat suatu keberkahan, kira-kira siapa saja yang akan dihadiahi terima kasih??

Sekedar iseng pingin tulisan ini dipublish (walopun di blog sendiri yah?? Hhuuu…narsis Lu!!)
Ini text “pidato”ku waktu pelepasan di GM lt.2 kemarin…
Intinya adalah aku ingin berterima kasih kepada sebanyak-banyaknya orang yang telah membantu hingga saat ini.



Yang terhormat:
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Para Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang dan juga segenap mitra pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Para Dosen dan Fasilitator Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Para Undangan, dan rekan-rekan wisudawan/wati yang berbahagia

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat siang, dan salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita dan yang telah memberikan kesehatan pada kita semua sehingga kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk senantiasa memperbaiki diri sehingga dapat hadir pada acara hari ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah atas diri Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa menjalankan sunnahnya. Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan para undangan yang telah meluangkan waktunya untuk hadir pada acara Pelepasan Lulusan Sarjana Gizi Tahun 2012.
Syukur nikmat sepatutnya kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan ihsan serta segala yang diciptakan-Nya untuk kesejahteraan umat manusia, sehingga kita bisa sampai pada akhir masa studi kita di Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Semoga apa yang kita kerjakan selama ini mendapatkan Ridha dari Allah SWT. Aamiin.

Bapak, Ibu, hadirin sekalian,
Setelah 4 (empat) tahun masa studi kami diberi kesempatan mengenyam pendidikan di Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini, akhirnya sampailah pula kita di hari yang berbahagia ini. Dalam kurun waktu tersebut, tentulah sudah banyak pihak yang mendukung kami hingga kami dapat menempuh pendidikan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan menyelesaikan pendidikan strata satu ini. Terima kasih yang tak terhingga kepada Almamater Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, tempat di mana kami mendapat kesempatan untuk belajar.

Kepada para orang tua kami,
Kami sampaikan sembah bakti kami teruntuk ayah/ibu beserta keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus untuk pendidikan kami. Terima kasih atas segala panutan, nasehat, dan tuntunan yang telah diberi hingga kami dapat menjadi pribadi yang mandiri.

Kepada guru-guru kami, para dosen dan pembimbing kami,
Terima kasih telah senantiasa gigih dan ikhlas membimbing kami, menanamkan dan membekali kami dengan ilmu dan budi pekerti yang nantinya membawa kami melangkah dan menapaki kembali ke dunia kerja maupun profesi. Terima kasih juga tak lupa kami sampaikan kepada pejabat instansi baik pemerintah maupun swasta yang telah memberikan kesempatan kepada kami semua untuk mengadakan penelitian maupun lahan praktek sehingga kami memiliki ketrampilan yang lebih dalam bidang gizi.

Kepada kolega se-almamater, sesama tenaga kesehatan,
Kami sampaikan terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Semoga hal-hal baik yang telah kita pelajari bersama dapat berlanjut hingga nantinya terjadi kolaborasi yang baik untuk kemanfaatan bagi banyak orang yang membutuhkan. Terima kasih juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang belum dapat kami sebutkan satu-persatu di kesempatan kali ini.
Atas dukungan dan bimbingan Anda semua, Bapak/Ibu, dan rekan-rekan sekalian, kami dapat berdiri tegak pada hari ini, hari Pelepasan Sarjana Gizi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Ucapan maaf juga kami haturkan atas segala tutur dan sikap yang tidak berkenan di hati Anda semua.

Dan kepada rekan-rekanku wisudawan/wati,
Tiada kata selain selamat dan sukses. Cukuplah kata itu yang dapat menggambarkan jerih payah kita bersama. Hari ini bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal untuk sebuah perjalanan baru. Selamat menggapai mimpi-mimpi selanjutnya. Selamat memulai hari baru sebagai abdi masyarakat yang dapat berbagi kemanfaatan. Semoga selalu dikuatkan dalam usahanya, semoga pundak-pundak kita semakin kuat, lalu dimudahkan dan dilancarkan segala upaya kita. Semoga apa yang kita laksanakan bisa menjadi pemberat dalam timbangan di hari akhir nanti dan juga bisa menjadi bekal yang bermanfaat untuk hidup kita di masyarakat kelak.
Rekan-rekan sekalian, yakinilah bahwa yang kita lakukan tidak akan sia-sia. Ikhlaskan hati untuk terus berjuang, sebab tugas kita hanyalah berjuang. Jaga diri kita masyarakat sekeliling kita untuk menopang dan mensupport perjuangan kita. Hanya kepada Allah-lah segala sesuatu berpulang.

Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua dan semoga acara ini menjadi awal yang baik dalam beraktivitas dan berkreasi untuk kemajuan langkah kita semua dan bangsa Indonesia. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Malang, 20 Oktober 2012
Wakil Lulusan Sarjana Gizi


Endah Retno Palupi, S.Gz




wi.su.da
[n] peresmian atau pelantikan yg dilakukan dng upacara khidmat
Referensi:
http://kamusbahasaindonesia.org/wisuda#ixzz2AhC4hybO

Senin, 29 Oktober 2012

Cerita WISUDA (part 1) : Wis...sudah(Laah...)


Hari wisuda datang juga
Sekilas tentang hari itu
Telat dateng ke salon, alhasil ngantrinya buntut, n keburu-buru didandani
Begitu selesai, langsung cap cus ke Samantha Krida tercintah segera ikut prosesi
Ikut prosesi wisuda…nunggu giliran…sampek akhirnya namaku terpanggil
(wisudawan kedokteran paling banyak boo…)
Ada yang AMAZING di wisuda itu…
mendadak ada ndangdutan Putri Panggung,
mendadak Bapak Rektor nyanyi I Can’t Stop Loving You,
mendadak (bukan mendadak si..) putra Bapak Rektor yg se-kolega Pend.Dokter’06 wisuda juga ‘n cipika-cipiki pas maju di podium…daaann….semuanya terekam
ada yang lebih surprise dari itu semua
yaitu….ada Bapak Menteri BUMN!!!! Pak Dahlan Iskan!!!
Figur Idola saya
Pesan beliau: Indonesia akan jadi Negara maju. Kalaupun tidak mau, maka akan terpaksa akan maju. Tugas kami wisudawan…jadi sebagian orang yang selalu berpikir BAGAIMANA BISA MAJU??? Bukan lagi mikir: besok makan apa ya (soal materi…)

Lanjuuutt….
selesai di Samantha Krida, sesi poto-poto pun dimulai, lalu pindah lokasi ke Graha Medika (tercintah)
oke deh…”penderitaan” hari ini pas Pelepasan di Fakultas akan segera dimulai
Entah mengapa waktu Gladhi Bersih kemarinnya aku ngambil posisi yang “PAS” banget
Aturan barisnya 3 banjar, yang belum tinggi di depan…urut mpek yang tinggi paling belakang
Nah…berhubung aku emang menduduki peringkat 3 terbesar manusia “terimut” di Gizi’08, otomatis ku langsung ambil posisi di paling depan, paling kiri doongg… (ngambil di kiri, gag mau di tengah, gag mau di kanan cz serasa kayak penjuru…gag suka jadi penjuru!)
Dan ternyata…posisiku berdiri sangat amat berpengaruh pada keseluruhan acara pelepasan
Pertama, posisi itu menentukan tempat duduk di koordinat: center paling belakang wisudawan
Kedua, posisi itu urutan pertama dipanggil untuk terima transkrip dan gordon, otomatis berdirinya paling lama. Bayangin aja dari 51 orang yang semuanya akan dipanggil, aku orang pertama yang dipanggil dari duduk, sementara yang lain masi bisa duduk nunggu giliran dipanggil
Ini menimbulkan penderitaan tersendiri, aku sudah cerita kalo pas wisuda ini aku pakai high heels?? Itu yang kumaksud penderitaan!!
Ketiga, karena tempat dudukku kebetulan di center paling belakang, paling jauh dari podium, dan aku adalah orang yang kebetulan dapet JACKPOT untuk ngasi sambutan sebagai wakil lulusan gizi, jadi…bayangin aja saat MC sudah memanggil, “Sambutan pertama, dari wakil lulusan Gizi, kepada Endah Retno Palupi, dipersilahkan…” trus ada orang kecil-imut-pake hak tinggi jalaan…dari belakang ke depan…nunduk ke para petinggi (mohon ijin mau cuap2), trus orang kecil-imut-pake hak tinggi itu ngomong panjang kali lebar dari podium… yeah! That’s me. Don’t ever you laugh for that! Benar-benar ujian mental anti malu =_=a
Bayangin aja, jadi semua mata tertuju padamu. Mending kalo mata-mata itu hanya dari temen2 sendiri, tapi...bayangin!! Yang punya mata-mata itu juga orang tua dari temen2, kajur, sekjur, dosen, direktur RSSA, kadinkes, pembantu dekan, juga dekan-nya sekalian.
walopun bukan kali pertama Pidato, tapi...tetep ajaa...
 



Dan setelah semua prosesi Pelepasan selesai
It’s Lunch Time…
Tapi aku males makan, walopun akhirnya tetep makan juga walo gag seporsi biasanya aku
Trus ada my shohibah mendadak dateng yang satu dikirim dari Singosari & yang satu lagi diimpor langsung dari Puskesmas Dau
Thanks for SriWul & Army
SriWul, jauh2 dari Singosari, menerjang kemacetan selama naik angkot
Army, masih dengan seragam putih-putih perawat, nyempet2in dari pendpronya dari Puskesmas Dau
Terima kasih bunganya… ^^


Akhir dari cerita ini

Kamis, 25 Oktober 2012

JELAJAH KULINER BERGIZI : KANGEN SI GATOT YANG HITAM (GURIH) MANIS

Lho…kog Hitam (Gurih) Manis??? Gag hitam manis aja???
Jawabannya…tergantung kita bakal ngomongin Gatot yang mana nih? Mas Gatot Hitam Manis, atau… Gatot yang ini nih…?

Gatot....atau ditulis Gathot, secara Jawa
 Ahaha…kadang nama makanan Indonesia itu memang bikin penasaran. Seperti makanan yang satu ini yang dinamai Gatot. Sampai sekarang pun saya belum ngeh kenapa dinamai demikian. Mungkin Gatot ini nama orang pertama yang bikin?? Pak Gatot, atau Mbah Gatot…yang jelas, bukan GAgal TOTal  >_<
Makanan khas asal Jawa Tengah ini memang berasa gurih dimakan, juga manis apalagi kalau makannya ditambah gula merah. Huuhm…
Makanan ini juga ngangenin. Kenapa? Karena saya yang notabene orang asli Jawa Timur, lumayan susah dapat makanan ini setiap saat. Rasa dan teksturnya yang khas itu lho…ngangenin. Ditambah parutan kelapa jadi semakin mantab. Makanan ini dapat sering ditemui di Kabupaten Wonogiri di Jawa Tengah, Gunung Kidul, Yogyakarta dan Blitar Jawa Timur.

GATOT, MAKANAN NDESO YANG HEROIK
Sebagian orang mungkin memang menganggap makanan dari singkong (ubi kayu) ini makanan yang ketinggalan jaman, ndeso, gag modern. Namun di balik semua cibiran itu, gatot menyimpan sebuah sejarah yang mengiringi jaman kemerdekaan lho… (plok…plok…plok…). Gimana tuh cerita lengkapnya?
Di jaman perjuangan kemerdekaan dahulu, Gatot dan kembarannya, tiwul, adalah makanan khas yang bisa memompa semangat juang para pahlawan. Dengan segenap keterbatasan bahan makanan, para ibu-ibu jaman dahulu ikut andil dalam membantu perjuangan dengan membuatkan makanan dari bahan yang ada agar bisa dimanfaatkan menjadi makanan yang bisa menggantikan peran beras. Dahulu makan nasi dalam sehari cukup sekali, setelah makan nasi pasti akan cepat lapar.
Dari bahan dasarnya saja, singkong. Singkong ini dari jaman dulu memang tanaman yang tangguh. Bisa di tanam di mana saja, bahkan di tanah yang gersang dan tandus, tetap tumbuh juga. Sekilas jadi ingat penggalan lagu Koes Plus…orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Singkong juga bahan makanan yang ekonomis. Dari jaman dulu kala selalu jadi alternatif makanan yang dipilih saat tidak ada beras, atau saat sesuap nasi jadi makanan yang mahal, atau saat nasi harus dihemat. Tapi bukan berarti gatot identik dengan kemiskinan. Di daerah asalnya, makan gatot atau tiwul sudah membudaya, dan menjadi pola makan sehari-hari pengganti nasi. Ndeso? Gag laah… bisa jadi makan gatot malah ingat jaman perjuangan.. huhu…

BAGAIMANA MENGOLAH SINGKONG JADI GATOT, PUTIH JADI HITAM?
Menarik sekali membahas proses mengolah gatot sampai siap santap.


Singkong dan Gaplek, bahan baku Gatot
 Awalnya, singkong akan diubah jadi gaplek. Gaplek dibuat dari singkong yang dikeringkan setelah dikupas. Masyarakat umumnya membuat gaplek dengan cara sederhana, yaitu singkong dikupas, utuh atau dibelah kemudian dijemur. Ada dua jenis gaplek, yaitu gaplek yang putih biasa ditepungkan atau dibuat tiwul dan gaplek hitam yang disebut gatot. Warna hitam pada gatot dihasilkan oleh bermacam fungi dan bakteri yang tumbuh karena selama penjemuran, singkong dibiarkan pada hamparan siang dan malam. Perombakan pati menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh berbagai fungi dan bakteri menyebabkan tekstur gatot menjadi kenyal. Adanya fungi dan bakteri ini menyebabkan terjadinya proses fermentasi yang membuat pati dalam singkong terurai oleh enzim menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna. 

Gaplek sedang dijemur
 Proses selanjutnya : gaplek yang kehitaman direndam dalam waktu semalaman. Setelah itu, air rendamannya dibuang dan gaplek hitamnya kemudian dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil. Karena sudah mengalami perendaman dan teksturnya sudah lebih lunak, gaplek calon gatot jadi mudah untuk dipotong-potong. Gaplek hitam lunak yang sudah dicuil-cuil itu kemudian ditanak, seperti menanak nasi. Sekitar dua jam kemudian, diangkat dari tungku serta ditata dalam tampah agar cepat dingin. Hasilnya berupa gatot dengan warna sebagian kecokelatan sebagian hitam, dengan tekstur kenyal dan rasa serta aroma khas gatot. Cara memakannya seperti halnya makan nasi bersama sayuran dan lauk-pauknya. Namun saat ini gatot lebih banyak dikonsumsi sebagai snack dengan parutan kelapa dan kadang-kadang dicampur dengan gula merah. Biasanya gula kelapa.

ISTIMEWANYA GATOT
Perpaduan rasa gurih dengan sedikit rasa manis atau pun asin merupakan ciri khas gatot. Di samping itu, teksturnya yang kenyal ditambah sedikit kasar dari parutan kelapa menambah eksotisme tersendiri saat mengunyah gatot. Mengonsumsi gatot dapat membuat kenyang bertahan lebih lama (awet wareg) karena alat pencernaan membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna gatot. Dan sekarang ini makan gatot akan semakin lebih mudah karena kita tidak perlu repot-repot mengikuti proses pembuatannya yang cukup ribet dan lama (belum lagi kalau salah caranya…rawan kontaminasi…), kini sudah tersedia gatot instan. Tinggal beli, rendam, kukus, sajikan!! Mudah sekali…^^

TINJAUAN GIZI GATOT
Singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung.
Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu 1%, karenanya merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit kandungan zat gizi seperti protein. Singkong segar mengandung senyawa glokosida sianogenik dan bila terjadi proses oksidasi oleh enzim linamarase maka akan dihasilkan glukosa dan asam sianida (HCN) yang ditandai dengan bercak warna biru, akan menjadi toxin (racun) bila dikonsumsi pada kadar HCN lebih dari 50 ppm. Di samping itu, ubi kayu segar mengandung senyawa polifenol dan bila terjadi oksidasi akan menyebabkan warna coklat (browning secara enzimatis) oleh enzim fenolase, sehingga warna tepung kurang putih.
Kandungan Singkong/Ubi Kayu per 100 gram
 Ada beberapa cara yang dapat  dilakukan untuk mengurangi kandungan HCN yang terdapat dalam singkong, yaitu dengan cara perendaman, pencucian, perebusan, pengukusan, penggorengan atau pengolahan lain. Dengan adanya pengolahan dimungkinkan dapat mengurangi kadar HCN sehingga bila singkong dikonsumsi tidak akan membahayakan bagi tubuh. Pengolahan secara tradisional  (seperti pada pengolahan gatot) dapat mengurangi/ bahkan menghilangkan kandungan racun.  Pada singkong, kulitnya dikupas sebelum diolah,  direndam sebelum dimasak dan difermentasi selama beberapa hari.  Dengan perlakuan tersebut linamarin banyak yang rusak dan hidrogen sianidanya ikut terbuang keluar sehingga  tinggal sekitar 10-  40 mg/kg.
Kandungan asam amino atau protein dalam gatot lebih besar dari pada pada singkong, karena keberadaan jamur yang memproduksi asam amino dari bahan pati singkong. Nilai gizi gaplek sendiri sebagai sumber karbohidrat lebih tinggi dibandingkan beras. Setiap 100 gr mengandung 35,3 gram. Namun, kandungan zat lain yang terdapat pada singkong (vitamin dan mineral) relatif lebih kecil dari pada beras, terutama setelah pengolahan. Meskipun begitu, singkong dan olahannya memiliki kandungan serat yang lebih tinggi daripada beras. Oleh karena itu perlu diolah menjadi makanan pelengkap dengan cara mengkombinasikan dengan pangan lainnya yang mempunyai nilai gizi lebih tinggi maka akan sangat bermanfaat sebagai bahan pangan.

SINGKONG, GAPLEK, GATOT…SAATNYA BICARA TENTANG DIVERSIFIKASI PANGAN
Hingga saat ini masih sulit mengubah persepsi masyarakat bahwa pangan itu identik dengan beras. Padahal Indonesia ini kaya akan keberagaman hayati, termasuk sumber-sumber karbohidratnya. Sejak dahulu telah tumbuh budaya lokal (local wisdom) mengkonsumsi non-beras dalam pola makannya yang terbentuk dari keyakinan, tata-nilai, dan perilaku masyarakat.
Umbi-umbian, sumber Karbohidrat
 Selama ini memang sudah banyak dikampanyekan penganekaragaman pangan, terutama makanan pokok, salah satu contohnya pencanangan gerakan sehari tanpa nasi di suatu kota di Indonesia. Meski demikian, sayangnya ada pula upaya yang dirasa tidak sejalan dengan penganekaragaman pangan, yaitu adanya dukungan yang sangat besar terhadap produksi beras, atau kebijakan impor beras yang otomatis mendukung berkembangnya pola makan berbasis nasi. Akibatnya konsumsi beras rata-rata penduduk Indonesia adalah yang tertinggi di dunia dan citra produk pangan selain beras menjadi relatif rendah.
Lalu mengapakah tak kita mulai dari sekarang untuk menengok bahan makanan lain? Singkong, gaplek, gatot, atau berbagai hasil olahannya hanya salah satu contoh. Sebut saja jagung, sagu, aneka ragam umbi-umbian, kentang, dan lain sebagainya. Bahan-bahan makanan tersebut juga unggul berdasarkan aspek gizi, keterjangkauan, dan aspek agronomis, yang berarti tanaman-tanaman tersebut mampu beradaptasi pada kondisi lahan. Yang artinya tidak perlu risau akan sempitnya lahan, produksi tetap dapat dilakukan. ^^

Tuh…dari gatot kita sudah banyak tau betapa kayanya tanah Indonesia. Dari sejarahnya kita bisa menjiwai perjuangan para pahlawan. Dan lebih dari itu…gatot, tiwul, dan kawan-kawannya bisa jadi pelopor diversifikasi pangan di Indonesia

Maju terus kuliner Indonesia!!
Enak saja belum cukup. Harus bergizi. Go Gizi Go Gizi Go!!! ^_^v

Kunjungi :
http://nutrisiuntukbangsa.org/jelajah-gizi/

 BAHAN BACAAN