Jumat, 26 November 2010

Zat gizi yang diperlukan pasien Tuberkulosis

Energi tinggi 2500-3000 kkal/hari : untuk mencapai BB ideal, sebagai sumber energy
Makanan sumber lemak (minyak, kacang-kacangan, biji-bijian)
Makanan sumber karbohidrat (padi-padian, umbi-umbian, gula murni)
 
Zat Gizi
Jumlah
Fungsi
Terdapat pada Bahan Makanan
Protein
Tinggi (75-100 gram/hari) atau (2-2,5 gram/kgBBI)
- Untuk menggantikan sel-sel yang rusak
- Meningkatkan kadar albumin serum
Protein Nabati:
Tahu, tempe, kacang-kacangan
Protein Hewani:
Daging, telur, ayam
  1. Glutamine

-   Glutamine digunakan sebagai sumber energi setelah respons stres ketika dikeluarkan dari sel untuk menjalani konversi glukosa di hati untuk digunakan sebagai energi
-    Memiliki fungsi imunologi langsung dengan merangsang proliferasi limfosit melalui penggunaannya sebagai energy
Ikan, susu, daging sapi, unggas
  1. Arginine

-   merangsang fungsi kekebalan tubuh
-   digunakan untuk berbagai komponen penyembuhan termasuk prekursor prolin
Daging, buah coklat, kacang-kacangan, biji-bijian
Lemak
Cukup (20-25% dari total energi)
-   Sumber energy serta sebagai komponen penting dalam pembentukan membran sel
-   Mencegah pemecahan protein sebagai sumber energi untuk proses penyembuhan
Ayam, daging sapi, telur bebek, telur ayam, kelapa tua, mentega, minyak kelapa, lemak sapi
Kh
Cukup (60-70% dari total energi)
-   Menghasilkan RQ=1  
    CO2 yang diproduksi seimbang dengan O2 yang dihasilkan. Diberikan cukup agar tidak memperberat kerja paru dalam pergantian gas, sehingga tidak memperparah sesak nafas
Bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, umbi-umbian, nasi
Mineral
Cukup
-           

  1. Ca
1000 mg/hari
-   Sebagai mineral yang membantu dalam penyembuhan luka
Susu, sapi, susu kedelai, brokoli, ikan sarden, kacang-kacangan
  1. Zn

-   merupakan antioksidan kuat yang mampu mencegah kerusakan sel dan menstabilkan struktur dinding sel.
Daging, hati, telur
  1. Fe
-   Tidak diberikan sebagai suplemen
-   Tidak diberikan saat leukosit penderita masih tinggi karena Fe sangat baik untuk pertumbuhan bakteri
-   Untuk mengganti Fe yang hilang karena hemaptosis (batuk darah, muntah darah)
Makanan hewani: daging, ayam, ikan, telur
Nabati: kacang-kacangan, sayuran hijau, bayam, kangkung , daun singkong
Vitamin
Cukup
-           

  1. Vitamin A
25.000 IU/hari
-    Mempercepat fase inflamasi, termasuk di dalamnya meningkatkan jumlah monosit dan makrofag pada tempat terjadinya luka sehingga dapat mengurangi timbulnya infeksi
Hati sapi, kuning telut, ayam,  wortel, daun papaya, daun singkong, daun lamtoro
  1. Vitamin D

-   Digunakan untuk aktivitas makrofag
-   Dapat menghancurkan TB Bacilii
Sinar matahari dan makanan: kuning telur, hati, minyak hati ikan
  1. Vitamin E
-           
-   sebagai antioksidan larut lemak
-   mencegah peroksidasi lemak
-   menghasilkan sel membran yang lebih stabil
Margarine, minyak jagung, minyak kacang kedelai, biji-bijian, minyak kelapa sawit
  1. Vitamin K
-           
-   diperlukan dalam pembekuan darah yang normal (wound healing)
teh hijau, brokoli, daun selada, kol dan hati sapi.

  1. Vitamin C
-   pada orang yang mengalami luka sebanyak 75 mg/hari untuk perempuan dan 90 mg/hari untuk laki-laki
-   pada luka kronis dibutuhkan 500 mg/hari

-   berperan pada sintesis kolagen
-   meningkatkan fungsi neutrofil, meningkatkan angiogenesis, serta sebagai antioksidan pada proses  penyembuhan luka
Umumnya terdapat pada pangan nabati: sayur buah terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, papaya, tomat, bayam, kol
  1. Vitamin B
-           
-    peranan penting dalam pembentukan energi dan sintesis protein dan sebagai komponen essensial dalam hipermetabolisme yang disebabkan oleh luka bakar atau infeksi

Vitamin B6
-            Penting dikaji karena obat TB yaitu INH (Isoniazid) à menghambat fosforilasi piridoksin sehingga perlu diperhatikan interaksi obat dan makanan yang terjadi.
-   sebagai neurotransmiter
Kecambah, gandum, hati, ginjal, serealia

Yang perlu untuk dihindari: teh, kopi, gula, tepung terigu, dan hasil olahannya, makanan yang digoreng, alcohol, Acar, saus, kue, pudding, gula, roti gandum, makanan kaleng
Buah yang dianjurkan: pisang, apel, nanas, jeruk
Kebiasaan yang perlu dihindari: merokok, mengkonsumsi alkohol
Interaksi Obat TBC dengan Makanan:
1.   Isonaizid : absorpsi berkurang atau dipengaruhi oleh makanan, antibiotik ini dikonsumsi 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. karena jika bersamaan akan menurunkan vitamin B6 dan mengganggu metabolisme vitamin D serta dapat menurunkan absorpsi kalsium dan fosofor.
2.   aminosalysilic acid : bersama yoghurt, juice tomat, orange, apple juice. meningkatkan bioavaibilitas dalam bentuk granule, memperlambat absorpsi, dan mencegah efek toksik hepar.
3.   cycloseremine : jangan bersama makanan karena dapat menurunkan absorpsi terutama makanan yang berlemak.
4.   erambutol : dapat diberikan bersama atau tanpa makanan (hindari makanan antacid)

sumber : 
  • Cathy Wong.2007.What is L-arginine? altmedicine.about.com/cs/herbsvitaminsad/a/arginine.htm. Nutrition and Tuberculosis. Africa’s Health in 2010
  • Materi Kuliah Ilmu Gizi DIII Keperawatan Muhammadiyah Banjarmasin
  • Tuberculosis Diet. Diet Health Club http://www.diethealthclub.com/health-issues-and-diet/tuberculosis/diet.html

Minggu, 07 November 2010

INTRODUCING ME


- Endah Retno Palupi - Endah - Retno - Palupi - Pal - Palu - hammer~phy - Kecil - Upick - 
- Lupi - Pauline dahn Poter (?) - Menthul - ndaah…noo…pii… - mbak alit - Cabe Rawit -


Orang yang lahir di Surabaya, besar di Malang. Minta keluar ke dunia ini sejak hari Rabu, 14 November 1990 jam 23.57. Green lover, warna yang adem, sejuk, dan teduh. Suka baca yang bisa dibaca (termasuk membaca kondisi). Film, drama, apa pun yang asik dan ngajak mikir. Penggemar Sheila on 7, YUI, and semua female singer yang berkarakter. Paling suka kalo diajak ke gunung, ke sungai, ke air terjun, camping, and hiking, walaupun kalo ada yang ngajak ke pantai ato pulau gag akan nolak juga. Gag bakal rewel soal makanan, gag punya alergi (dulu pernah alergi ikan ma jamur, sekarang udah ngga), suka maem apa aja pokoknya cocok dan halalan thayyiban, gag basi, bukan orang yang benci sayur, paling seneng sama soto, nasi bebek, and osengan bikinan mama. Buah paling suka alpukat & pisang, apalagi alpukat dibikin jus dikasi susu coklat plus float es krim (slurp!). Akhir-akhir ini sudah bisa suka bunga. Gag suka disuruh nunggu, harus gerak! Bakal mimisan kalo kecapekan ato banyak pikiran, waktu kecil hobi nangis (kadang suka bikin rekor sendiri…nangis 2 jam aahh >> jaman TK-SD). Lebih suka diam dan mendengarkan, tapi kalo semua kayak gitu ya gag asik laah…jadi kalo diem semua, nantikan keonaranku. Buat orang yang gag begitu kenal mungkin taunya aku complicated, tapi kalo udah kenal ‘n tau aslinya, sumpah deh bakal nano-nano. Orang yang sangat menghargai proses, gag melulu hasil. Kebanyakan orang gag bakal langsung ngeh begitu tau aku anak tunggal. Kalo udah gitu, kubilang aja, “Iya, saya anak tunggal yang ‘salah pergaulan’”. Hehe…

Sekolah pertama kalinya di TK Hang Tuah, jalan Menari kompleks Lanal Malang. Cuma setahun di TK langsung TK besar (gag usah lama2 nyanyi-nyanyi & mainnya). Lanjut SD di Ciptomulyo 3 (yang sekarang sudah di-regroup, Ciptomulyo 1-4 jadi Ciptomulyo 1). Sekolah menengah di SMPN 5 Malang, sekolah yang luas bukan karena lebar, justru karena panjangnya. Terus jaman putih abu-abu dihabiskan di SMAN 1 Malang kompleks Tugu yang kalo tes olah raga sering-seringnya disuruh lari muterin Tugu. Udah tambah gedhe, akhirnya tertakdir kuliah di Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Belajar jadi ahli gizi yang bener. Bismillah…

Gag bisa diem. Kalo diem justru bahaya, cz bakal muncul hobi isengnya..
TK : kurang kerjaan bikin bete anjing di daerah pecinan sampek diuber >> Yak! Tes lari dimulai
SD : nyemplung di Pramuka “by accident”
SMP : dewan galang pramuka, tari, paduan suara, teater, karawitan, komputer (wajib), bahasa inggris (wajib juga), basket
SMA : paskibra, ski, badminton
Kuliah : ORMAGIKA, LKI

Yang sejak tanggal 8 Februari 2009 sudah resmi mendeklarasikan 2 NO MORE dalam hidupku:

NO MORE CRY

NO MORE ‘NGELUH’

Senin, 01 November 2010

GANGGUAN AKIBAT KURANG IODIUM

A.  Pengertian GAKI
GAKI adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena  tubuh menderita kekurangan yodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan mempunyai dampak negatif terhadap manusia sejak masih dalam kandungan,  setelah lahir sampai dewasa (Kamus Gizi, 2009).
Indikator yang paling sering digunakan untuk mengukur besarnya masalah GAKY di masyarakat adalah dengan mengukur prevalensi pembesaran kelenjar gondok pada anak sekolah. Sasaran anak usia sekolah (6-12 tahun). Jika mungkin anak usia 8-10 tahun untuk menghindari kelenjar tiroid yang berukuran kecil pada anak kecil seta efek pubertas pada anak yang lebih besar (Gibney, 2009).
B.  Faktor Risiko GAKI
1.   Faktor konsumsi makanan zat goitrogenik
Goitrogen adalah bahan kimia yang bersifat toksik terhadap tiroid atau dipecah untuk menghasilkan bahan kimia toksik. Goitrogenik yaitu zat yang  dapat menghambat produksi ataupun penggunaan hormon tiroid (Gatie, 2006). Selain itu, goitrogenik juga dapat menghambat perubahan yodium dari bentuk anorganik menjadi organik sehingga pembentukan hormon tiroid terhambat (Evinaria, 2004).
Di bawah ini terdapat bahan-bahan makanan yang mengandung zat goitrogenik adalah (Evinaria, 2004):
Bahan Makanan
Zat Goitrogenik
Skor
Singkong
Sianida
15
Gaplek
Sianida
15
Gadung
Sianida
15
Daun singkong
Sianida
15
Kol dan sawi
Sianida
15
Patai cina / lamtoro
Mimosin
15
Daun pepaya
Isothiosianat
15
Rebung
Sianida
15
Daun ketela
Sianida
15
Kecipir
Sianida
15
Terong
Sianida
15
Petai
Belum diketahui
15
Jengkol
Belum diketahui
15
Bawang
Disulf, alipatik
10
Asam
Zat asam
10
Jeruk nipis
Zat asam
10
Belimbing wuluh
Zat asam
10
Cuka
Zat asam
10
Keterangan: skor 15 = berbahaya         skor 10 = berbahaya jika berlebihan

2.   Konsumsi makanan kaya yodium
Dipengaruhi oleh faktor kesediaan pangan, sosial ekonomi, dan kebiasaan penduduk serta tingkat pendidikan rendah
3.   Pengetahun ibu
Pengetahuan ibu terbatas terhadap penggunaan dan penyimpanan garam yang benar
4.   Defisiensi zat gizi lain
Kekurangan vitamin A berpengaruh terhadap gagalnya pembentukan hormon tiroid
5.   Kandungan yodium dalam garam dapur
6.   Kandungan yodium dalam air

Selain berasal dari yodium, GAKI juga dapat disebabkan karena:
1.   Faktor genetik
2.   Gangguan metabolisme fungsi tiroid

C.  Akibat GAKI
Jika karena sesuatu sebab yodium tidak diperoleh dari konsumsi, maka tubuh akan mengaktifkan mekanisme stimulasi melalui rangsangan hormon lain yang diproduksi oleh kelenjar di daerah otak dikenal sebagai Thyroid Stimulating Hormon (TSH). Akibat mekanisme tersebut akan terjadi gangguan keseimbangan metabolisme yang dapat  menimbulkan berbagai kelainan fisiologis. Kondisi inilah yang disebut sebagai Gangguan Akibat Kekurangan Yodium dengan kelainan yang timbul dapat berupa :
1.   Pembesaran kelenjar gondok pada leher
2.   Gangguan perkembangan fisik
3.   Gangguan fungsi mental, yang dapat berpengaruh terhadap kehilangan  Intelligence Quotient (IQ) point yang identik dengan kecerdasan dan produktivitas (Gatie. 2006).
Dampak yang ditimbulkan GAKY sebenarnya cukup luas, mulai dari janin sampai dewasa. Spektrum GAKI menurut WHO adalah seperti pada tabel dibawah ini:
Masa Terjadinya
Dampak
Janin
Abortus, lahir mati, cacat bawaan, kematian perinatal, kematian bayi, kretin neurology (keterbelakangan mental, bisu, tuli), kretin myxoedematus (keterbelakangan mental, cebol), hambatan psikomotor
Neonatus
Gondok neonatus, hipotiroidisme neonatus, penurunan IQ
Anak dan Remaja
Gondok, hipotiroit (juvenil, hipotiroidisme, gangguan fungsi mental, pertumbuhan terhambat)
Dewasa
Gondok dan komplikasinya, hipotiroidisme, gangguan fungsi mental yodine induce hipertiroidism.
Pada tingkat ringan kekurangan yodium akan berakibat pada: produktivitas, kesuburan dan imunitas
Semua Umur
Gondok hipotiroidisme, gangguan mental dan pertumbuhan
(WHO, UNICEF, ICCIDD. 2001: Panjaitan. 2008)

Tanda dan Gejala Hipotiroidisme
SISTEM
GEJALA
TANDA
Umum
Penambahan berat badan dengan diet biasa
Kedinginan, sementara yang lain hangat
Obesitas
Gastrointestinal
Konstipasi
Lidah membesar
Kardiovaskular
Kelelahan
Hipotensi
Bradikardia
Saraf
Gangguan bicara
Rentang atensi singkat
Tremor
Hiporefleksia
Gangguan penalaran abstrak
Spastisitas
Tremor
Afek depresi
Muskuloskeletal
Letargi
Kulit kering, tebal
Rambut rontok
Kuku rapuh
Kram kaki
Kelopak mata bengkak
Pipi bengkak
Hipotonia
Muka bengkak
Reproduksi
Haid lebih banyak
Fertilitas menurun


SISTEM ORGAN
GEJALA
Umum
Menyukai dingin
Berat badan turun, tetapi nafsu makan baik
Mata
Penonjolan bola mata1
Kelopak mata bengkak
Penglihatan ganda
Motilitas menurun
Leher
Goiter
Jantung
Palpitasi
Edema periferá
Gastrointestinal
Peristaltik meningkat
Genitourinaria
Poliuria
Penurunan fertilitas
Neuromuskular
Kelelahan
Kelemahan
Gemetar
Emosi
Nervousness
Iritabilitas
Dermatologi
Rambut rontok
Banyak berkeringat
Perubahan tekstur kulit
Perubahan pigmentasi
1Agaknya disebabkan penimbunan mukopolisakarida di belakang orbita
áAgaknya disebabkan penimbunan mukopolisakarida secara berlebihan di bawah kulit, terutama di kaki
(Buku Ajar Diagnostik Fisik, Mark H.Swarzt)

D.  Penentuan Status Gaky
Terdapat 3 indikator umum yang biasa digunakan, yaitu:
1.   TGR dilakukan dengan pemeriksaan kelenjar tiroid gondok dengan metode palpasi
2.   Ekskresi yodium urin
3.   TSH neonatal/bayi baru lahir dengan pemeriksaan darah (Panjaitan. 2008).
Selain itu, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat dan keparahan GAKI (Gatie. 2006):
No
Metode
1
Pengukuran tiroid dengan palpasi
2
Pengukuran tiroid dengan ultrasonografy (USG)
3
Kadar yodium dalam urin
4
Konsentrasi thyroglobulin dalam darah
5
Konsentrasi tyrotropin dalam darah
6
Konsentrasi tiroid dalam darah
7
Radio iodine
8
Prevalensi kekerdilan

1.   TGR dengan teknik Palpasi
A.  Pemeriksaan palpasi (Susilowati. 2008) :
a.   Klien berdiri tegak/duduk menghadap pemeriksa
b.   Pemeriksa melakukan pengamatan di daerah leher depan bagian bawah, terutama pada lokasi kelenjar gondoknya
c.   Mengamati apakah ada pembesaran kelenjar gondok (grade II atau III)
d.   Jika bukan pembesaran gondok, klien diminta posisi tengadah dan menelan ludah
e.   Pemeriksa berdiri di belakang klien dan melakukan palpasi. Dua jari telunjuk dan dua jari tengah diletakkan pada masing-masing lobus dan kelenjar gondok, kemudian lakukan palpasi dengan meraba.
f.    Menentukan diagnosis apakah klien menderita gondok atau tidak dengan kriteria:
1)  Jika salah satu atau kedua lobus kelenjar < ruas terakhir ibu jari klien = normal
2)  Jika salah satu atau kedua lobus kelenjar > ruas terakhir ibu jari klien = gondok
B.  Beberapa kondisi yang harus diperhatikan dalam melakukan palpasi gondok, yaitu (Susilowati. 2008) :
a.   Cahaya cukup menerangi bagian leher klien
b.   Posisi mata pemeriksa sejajar dengan leher klien saat mengamati kelenjar gondok
c.   Palpasi tidak dilakukan terlalu keras atau lemah
Klasifikasi gondok (WHO, 2001):
Grade = 0
Tidak teraba dan tidak terlihat
Grade = 1
Tidak terlihat pada posisi leher normal tetapi teraba
Grade = 2
Terlihat apabila menelan dan ketika posisi leher normal

Angka total penyakit gondok (TGR) dihitung berdasarkan penjumlahan derajat 1 dan 2.
Prevalensi GAKY berdasarkan TGR
Prevalensi
TGR %
Normal
< 5
Ringan
5 – 19.9
Sedang
20 – 29.9
Berat
> 30

2.   Ekskresi Yodium Urin
Merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan asupan yodium yang paling akhir dari makanan. Karena nilai yodium urin dari berbagai populasi biasanya tidak terdistribusi secara normal, maka diperlukan distribusi frekuensi dan nilai yang digunakan bukanlah dari nilai mean melainkan dari nilai median (Gibney. 2009).
Klasifikasi kecukupan yodium berdasarkan median ekskresi yodium urin
Status yodium
Kadar median ekskresi yodium urin (µg/L)
Defisiensi berat
<20
Defisiensi sedang
20 – 49
Defisiensi ringan
50 – 99
Optimal
100 – 200
Lebih dari optimal
201 – 299
Asupan yodium yang berlebihan
> 30

3.   TSH neonatal (bayi baru lahir)
a.   Kekurangan yodium dapat meningkatkan TSH
b.   TSH pada awal kelahiran merupakan indikator yang baik untuk mengetahui gejala kekurangan yodium
c.   TSH nenonatal adalah cara untuk mengetahui adanya kretin baru pada neonatal, caranya dengan menggunakan bercak darah pada kertas saring (blood spot)
Kriteria epidemiologis berdasarkan prevalensi TSH
Derajat epidemis
Prevalensi
Non-endemis
<3%
Endemis ringan
3 – 19.9 %
Endemis sedang
20 – 39.9 %
Endemis berat
>40%
(Panjaitan. 2008)

PENENTUAN STATUS DEFISIENSI YODIUM PADA POPULASI
Penentuan dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan penentuan Total Goitre Rodate (TGR), yodium urin, Ultrasonografi (USG), dan kadar Tiroid Stimulating Hormone (TSH).
a.   Total Goitre Rate
Ukuran kelenjar tiroid berubah berlawanan dengan perubahan intake yodium, dengan interval waktu yang sangat bervariasi dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Prevalensi TGR merupakan petunjuk derajad lamanya defisiensi yodium, namun kurang sensitif jika dibandingkan dengan pemeriksaan kadar yodium dalam urin. Secara tradisional, penentuan derajad besarnya kelenjar tiroid dengan cara inspeksi dan palpasi. Grade dari hasil pemeriksaan ini dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 1. Klasifikasi pembesaran kelenjar gondok (WHO 2001)
Grade
Keterangan
0
Tidak teraba dan tidak terlihat
1
Tidak terlihat pada posisi leher yang normal tapi teraba
2
Terlihat apabila menelan dan ketika posisi leher normal

 Beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode ini adalah:
-  Kelebihan
1.   Tidak membutuhkan banyak biaya
2.   Dapat dilakukan oleh tenaga terlatih
3.   Tidak bersifat invasif
-  Kekurangan
1.   Ketepatan pemeriksaan rendah terutama pada anak kecil
b.   Kadar yodium urin
Kadar yodium urin merupakan indicator yang baik untuk menentukan intake yodium saat ini. Penilaian yang baik dilakukan pada pagi hari. Kriteria median yodium urin terkait GAKI dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2. Kriteria median yodium urin
Median UI (µg/L)
Intake yodium
Dampak
<20
Tidak cukup
Defisiensi yodium berat
20-49
Tidak cukup
Defisiensi yodium sedang
50-99
Tidak cukup
Defisiensi yodium ringan
100-199
Cukup
Optimal
200-299
Lebih dari cukup
Berisiko hipertiroid
>300
Kelebihan
Sangat beresiko mengalami hipertiroid, auto-imun, tiroid disease

c.   Ultrasonografi
Ultrasonografi merupakan cara yang lebih sensitive dari palpasi. Ultrasonografi melihat volume kelenjar tiroid untuk menentukan adanya defisiensi yodium. Cara ini masih jarang dilakukan karena alatnya yang mahal. Dengan pemeriksaan USG, batas atas ukuran volume yang direkomendasikan oleh WHO dan ICCIDD untuk anak laki-laki dan perempuan usia 6 tahun adalah 5 ml, sedangkan untuk usia 15 tahun adalah 16 ml. Alat yang digunakan pada cara ini menggunakan panjang gelombang 7,5 MHz. Cara pengukuran ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain:
-   Kelebihan
1.   Aman dan tidak invasive
2.   Hasil pemeriksaan signifikan
3.   Lebih tepat dan obyektif
-   Kekurangan
1.   Biaya pengadaan mahal
2.   Membutuhkan listrik dan tenaga operator yang terlatih
d.   Kadar tiroid stimulating hormone (TSH) dan tiroglobulin
Kadar TSH dalam darah berhubungan dengan kadar T4 dalam plasma. Jika kadar T4 rendah karena defisiensi yodium, maka kadar TSH akan tinggi. Gambaran biokimia peningkatan TSH serum dengan T4 dan T3 serum normal disebut hipotiroidisme subklinis, yang akan menjadi jelas secara klinis bila TSH serum tinggi dan T4 rendah, sedangkan T3 dapat bervariasi. Cara melakukan pemeriksaannya dengan meneteskan “whole blood” pada kertas filter. Peningkatan TSH dapat digunakan untuk mengetahui kerusakan otak akibat kekurangan yodium pada neonatal. Dalam pemeriksaan yang dilakukan juga didapatkan data kadar tiroglobulin yang peka terhadap keadaan tiroid yang hiperstimulasi.
-   Kelebihan
1.   Sensitive dalam mendeteksi adanya kerusakan otak karena defisiensi yodium pada neonatus
2.   Dapat mendeteksi defisiensi sejak subklinis
-   Kekurangan
1.   Biaya yang dibutuhkan mahal
2.   Teknik yang tersedia terbatas
e.   Kadar hormone tiroid serum
Pemeriksaan hormone tiroid serum juga merupakan petunjuk untuk mengetahui adanya defisiensi yodium. Cara ini jarang digunakan karena teknik pengambilannya yang invasif, yaitu dengan mengambil sampel darah dari vena.
-   Kelebihan
1.   Cukup sensitive
2.   Sesuai untuk pemantauan
-   Kekurangan
1.   Invasif
2.   Sulit dilakukan pada komunitas