Senin, 20 Juni 2011

Bebas Bersyarat

Repost dari guru SMA

==================================================

Nak,
engkau bebas berguling untuk memenuhi keingitahuanmu,
engkau bebas melangkah untuk mendapatkan kebutuhanmu,
engkau bebas berlari untuk mengejar keinginanmu,
engkau bebas meloncat untuk menangkap kesempatanmu,
engkau bebas terbang untuk menggapai mimpimu,
bahkan....
engkau bebas berangan dengan segala imajinasimu tuk mencapai kebahagiaanmu...

tapi nak ibu berpesan,
bergulinglah terus jangan berhenti untuk selalu menuntut ilmu,
melangkahlah maju jangan berhenti sebelum engkau sampai ditujuanmu,
berlarilah mencari Ridlo Illahi jangan engkau mendzolimi diri sendiri,
meloncatlah menjaga kejujuran jangan engkau mengoyak kepercayaan diri,
terbanglah mempertahankan hati nurani janganlah engkau menodai kata hati,

namun yang utama....
doa ibu selalu menyertaimu karena kebahagiaan adalah tujuan bermimpi...
kebahagiaan yang hakiki..
yang ditopang oleh ilmu dan harta yang disertai Ridlo Illahi...
yang dicari dengan kejujuran dan kemantapan hati.....

ingatlah pesanku ini...
doa ibu selalu menyertai...



arigatou, Ainun Sensei ^_^

Selasa, 14 Juni 2011

ANEMIA

1. GAMBARAN UMUM (KLASIFIKASI, ETIOLOGI, PATOFISIOLOGI, TANDA DAN GEJALA) ANEMIA PADA IBU HAMIL

Definisi
Menurut WHO, anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dalam darahnya kurang dari 11,0 g%. Sedangkan berdasarkan Depkes RI tahun 2003, anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11,0 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb <10,5 g% pada trimester 2.

Klasifikasi anemia
Berdasarkan pada kehamilan :
·      Anemia defisiensi besi
Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpaipada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.
·      Anemia megaloblastik
Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi makanan.
·      Anemia hipoplastik
Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabila wanita tsb telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi.
·      Anemia hemolitik
Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Klasifikasi anemia kehamilan berdasarkan kadar Hb adalah :
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat

Tahapan anemia
Tingkatan Anemia
Indikator
Range Diagnosis
Tahap 1
Penurunan cadangan zat besi tubuh
Stainable bone marrow iron
Total iron binding capacity
Konsentrasi serum ferritin
Tidak ada
> 400 mikrogram/dL
< 12 mikrogram/L
< 20 mikrogram/L dan Hb dan Hc rendah mengindikasikan defisiensi zat besi
Tahap 2
Defisiensi dini fungsi zat besi
Transferin saturation
Free erythrocyte protoporphyrin
Reseptor serum transferin
< 16%
> 70 mikrogram/dL eritrosit
> 8.5 mg/L
Tahap 3
Anemia defisiensi zat besi
Konsentrasi hemoglobin
Mean cell volume (MCV)
< 12 g/dL
< 80 fL
Kriteria Anemia Pada Saat Kehamilan
Tingkatan Reproduktif
Hemoglobin (< g/dL)
Hematokrit (<%)
Trimester I
11.0
33.0
Trimester II
10.5
32.0
Trimester III
11.0
33.0
Pada kehamilan relative terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 30%, dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10gr%%.

Etiologi
a)  Kekurangan konsumsi akibat kurangnya daya beli masyarakat untuk mengonsumsi sumber-sumber zat besi
b)  Gangguan pencernaan dan absorbsi
Pada umumnya dapat terjadi ketika terjadi penyakit-penyakit yang berkaitan dengan gastrointestinal
c)  Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh
Pendarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia. Hal ini terjadi pada penderita:
-     cacingan (terutama cacing tambang) à infeksi cacing tambang menyebabkan perdarahan pada dinding usus, meskipun sedikit, tetapi jika terjadi terus-menerus akan mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi
-     malaria à malaria pada penderita Anemia Gizi Besi dapat memperberat keadaan anemia
d)  pendarahan akut (mendadak) dan kronis (menahun) seperti pada penyakit ulkus peptikum, infestasi parasit, dan proses keganasan
e)  Berkurangnya pembentukan atau produksi eritrosit
f)   Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa kehamilan & menyusui.
g)  Hipervolemia à menyababkan terjadinya pengenceran darah
h)  Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
Tanda dan Gejala :
Secara umum
a.    5 L (letih, lelah, lemah, lesu dan lunglai)
b.   Nafsu makanan penurun atau anoreksia
c.   Sakit kepala
d.   Konsentrasi menurun
e.   Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk
f.    Nafas pendek (pada anemia yang parah)
g.   Kulit pucat
h.   Kuku-kuku jari pucat
i.     Rambut rapuh (pada anemia yang parah)
Secara Khusus :
·      Anemia defisiensi besi
-       Merasa letih, lemah, lesu, pucat, sering mengantuk
-       Selaput bagian dalam kelopak mata pucat
-       Kuku sendok, yakni kuku menjadi rapuh, bergaris – garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok
-       Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang
-       Stomatitis angularis, yaitu adanya radang pada sudut mulut
-       Disfagia, yaitu nyeri saat menelan karena kerusakan epitel hipofaring
·      Anemia megaloblastik
-       Malnutrisi
-       Glositis berat (peradangan lidah)
-       Serum folat menurun (<4 mg/ml)
-       Diare
-       Nafsu makan menurun

1.   Cara menentukan Anemia pada Bumil
A.  Screening anemia bumil
Screening anemia bumil tergantung pada kondisi sumberdaya dan prevalensi anemianya.
Level Sumberdaya
Rendah
Sedang
Cukup
Prevalensi Anemia
Parah
Sedang
Ringan
Screening
Pemeriksaan klinis (misal : pemeriksaan konjunctiva oleh bidan)
Hemoglobin atau hematokrit
Hemoglobin atau hematokrit dan beberapa pemeriksaan penunjang seperti serum feritin dan transferin reseptor.

Metode screening
a.   Universal screening
§  Clinical assessment
§  Estimasi Hb dan peripheral smear
b.   Selective screening for individu
§  Serum feritrin dan transferin
·      Diagnostik defisiensi khusus Ibu hamil
a.   Hb level <11 g/dl pada trisemester 1 dan 3
b.   Hb level <10,5 g/dl pada trisemester 2
c.   Level MCV pada bumil
d.   Feritin level pada trisemester 2 dan 3
e.   EPP
Test yang paling ideal untuk ibu hamil dapat menggunakan test serum transferin test karena lebih sensitive dan tidak memberikan efek pada bumil.

B.  Pemeriksaan fisik
-       Warna kulit : pucat, sianosis, kulit telapak tangan
-       Kuku : koilonychias (kuku sendok)
-       Mulut : hipertrofi gusi, atrofi papil lidah

C.  Anamnesa
Pada anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

D.  Pengukuran laboratorium seperti Hb, Hematokrit, Eritrosit, serum transferin consentration, soluble serum tranferin receptor.
-       Pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III
-       Depkes menganjurkan pemeriksaan Hb dengan mengunakan alat cyanmethemogobin karena pemeriksaan cara tersebutlah yang direkomendasikan WHO, tetapi kondisi di lapangan Hb diperiksa dengan alat yang beragam: sahli, talquist dll.
-       Pemeriksaan dan pengawasan Hb dilakukan menggunakan alat sahli, hasilnya:
§ Hb >= 11,0% disebut tidak anemia
§ Hb 9,00-10,99% disebut anemia ringan
§ Hb 7,0-8,99% disebut anemia sedang
§ Hb <= 7 disebut anemia berat
-       Untuk cut off Hb dan Hematokrit juga dibagi menurut usia kandungan.
Minggu Kehamilan
Hb (g/dl)
Hematokrit (%)
12
16
20
24
28
32
36
40
11,0
10,6
10,5
10,5
10,7
11,0
11,4
11,9
33
32
32
32
32
33
34
36
Trisemester
Hb (g/dl)
Hematokrit (%)
Trisemester pertama
Trisemester kedua
Trisemester ketiga
11,0
10,5
11,0
33
32
33



-       Kriteria diagnostik untuk anemia karena defisiensi zat besi:
Indikator
Cut off
Keterangan
Besi serum (µg/ dl)
< 60
Tidak dapat dianggap sebagai tes dengan nilai diagnostik yang benar
Total Iron Binding Capacity (TIBC) (µg/ dl)
>300
Menunjukkan pasokan zat besi ke dalam jaringan tubuh
Kejenuhan Transferin (%)
<15
Rasio besi serum dan TIBC
Rendah à defisiensi besi
Normal à penyakit kronis
Protoporfirin eritrosit (µg/ dl)
>100
Merupakan prekursor heme. Tinggi bila pasokan zat besi untuk sintesis heme tidak mencukupi
Ferritin serum (µg/ l)
<12
Rasio transferrin dan ferritin mungkin merupakan cara yang baik untuk membedakan antara defisiensi zat besi dan anemia karena inflamasi kronis
Karena implikasi biaya pada pemeriksaan biokimia yang multipel, parameter untuk menunjukkan status zat besi diukur berdasarkan kadar Hb.

2.   FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ATAU MENYEBABKAN ANEMIA PADA BUMIL
Faktor – faktor yang mempengaruhi anemia pada bumil :
1.   Karakteristik orang
·      Umur
·      Pendidikan
·      Pengetahuan gizi
·      Pendapatan
·      Umur ibu pada saat hamil : umur ibu pada saat hamil relative muda (<20th) akan beresiko anemia
2.   Usia kehamilan
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil terus meningkat sesuai dengan bertambahnya umur kehamilan. Apabila terjadi peningkatan kebutuhan zat besi tanpa disertai oleh pemasukan yang cukup, maka cadangan zat besi akan menurun dan dapat mengakibatkan anemia.
3.   Jarak kelahiran
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada
wanita adalah jarak kelahiran yang pendek. Hal ini disebabkan karena adanya kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dari pemulihan faktor hormonal. Jarak persalinan yang baik adalah minimal 24 bulan.
Faktor-faktor penyebab anemia pada bumil dibedakan menurut :
a.   faktor penyebab langsung
-  sering mengkonsumsi zat penghambat absorbs zat besi
-  kurangnya konsumsi promoter/enhancer absorbs zat besi non heme
-  adanya infeksi parasit
-  ketidakcukupan intake
-  peningkatan kebutuhan zat besi pada kehamilan
b.   faktor penyebab tidak langsung
-  kurang diperhatikannya keadaan ibu saat hamil
c.   penyebab mendasar
-  rendahnya pendidikan dan pengetahuan
-  faktor ekonomi yang masih rendah
-  status social wanita yang masih rendah di masyarakat
-  adanya pantangan yang merugikan seperti pantangan terhadap makanan tertentu, mengurangi makan pada trimester ketiga agar bayi kecil sehingga mudah keluar
-  lokasi geografis buruk : daerah terpencil dan endemis malaria

4.   DAMPAK DAN FAKTOR RESIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL
Dampak
Dampak anemia bagi ibu hamil :
1.   Berhubungan dengan peningkatan kesakitan (infeksi) dan kematian ibu.
2.   Peradarahan sebelum dan waktu melahirkan, persalinan prematuritas.
3.   Menurunnya daya tahan tubuh sehingga menyebabkan mudah terserang infeksi.
4.   Keguguran.
5.   Ketuban pecah dini (KPD).
6.   Peningkatan kematian perinatal.
7.   Lahir mati, BBLR, meningkatnya angka kesakitan bayi.
8.   Gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis)
9.   Gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress berkurang, produksi ASI rendah)
10.   Dapat mempengaruhi pertumbuhan janin (hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim )

       Dampak anemia pada ibu hamil dan janin
1.   Pengaruh anemia terhadap kehamilan
a)  Bahaya selama kehamilan
-     Dapat terjadi abortus
-     Persalinan prematuritas
-     Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
-     Mudah terjadi infeksi
-     Ketuban pecah dini
b)  Bahaya saat persalinan
-     Gangguan his – kekuatan mengejan
-     Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar
c)  Pada kala nifas
-     Pengeluaran ASI berkurang
-     Anemia kala nifas
-     Mudah terjadi infeksi mamae
2.   Pengaruh anemia terhadap janin
a)      Abortus
b)      Terjadi kematian intrauterine
c)      Persalinan prematuritas tinggi
d)      BBLR
e)      Dapat terjadi cacat bawaan
f)       Bayi mudah mendapatkan infeksi sampai kematian perinatal
g)      Inteligensia rendah
Faktor Risiko
Faktor resikonya dibagi menjadi 3, yaitu:
a.      Faktor langsung: konsumsi bahan makanan yang mengandung Fe, status gizi ibu hamil, infeksi akibat parasit, dan lain-lain
b.      Faktor tidak langsung: usia. Jika ibu hamil berusia < 20 tahun atau > 35 tahun berisiko terkena anemia, karena:
-     Jika usia < 20 tahun, maka secara biologis belum berkembang secara optimal. Selain itu, emosinya masih labil sehingga kurang memperhatikan masalah pemenuhan kebutuhan zat gizi selama kehamilan
-     Jika usia > 35 tahun, maka telah mengalami kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh
c.      Faktor mendasar:
              i.    Tingkat pendidikan; kurangnya pengetahuan tentang gizi selama hamil dan bahaya anemia saat hamil
             ii.    Pekerjaan; anemia merupakan cerminan kemampuan sosial ekonomi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam jumlah dan kualitas gizi
Selain itu, ada lagi faktor resiko yang lain yaitu:
Faktor Ekologi dan Geografis, seperti ketinggian tempat dari permukaan laut, menurunnya tekanan udara, suhu tubuh dan gaya berat akibat ketinggian, yang akan berpengaruh terhadap pembentukan Fe. Orang yang tinggal di daerah pegunungan lebih mudah terkena anemia defisiensi zat besi dibandingkan dengan yang tinggal di tempat dataran lebih rendah.

5.   PENYEBAB PREVALENSI ANEMIA PADA IBU HAMIL TINGGI
a.   faktor pendidikan
b.   paritas
c.   umur
d.   sosial ekonomi
e.   tingkat kepatuhan bumil saat mendapat suplementasi tablet Fe
f.    kemiskinan
g.   lingkungan
h.   kepercayaan dan mitos