Kadang kata tak terucap...maka tulislah! Kadang ilmu tak menemukan kesempatannya untuk dibagi...walau begitu, teruslah berbagi. Karena hidup ini penuh perjalanan, dan di setiap perjalanan selalu ada cerita. Hanya sekedar menuangkan pikiran. Take it or leave it... Happy and enjoy the reading. Monggo komen, mari diskusi :)
Rabu, 25 Desember 2013
Kultwit Ustadz Salim A Fillah tentang Natal
Kontroversi
ucapan selamat natal kepada Kaum Nasrani selama ini telah mengemuka,
dan terkesan tidak pernah rampung dibicarakan. Ustadz Salim A Fillah
melalui Kultwitnya siang ini (24 Desember 2011) menyajikan pembahasannya
secara seimbang dengan mengetengahkan beberapa pendapat. Silakan simak
kultwit #Natal berikut, atau langsung ke TL @salimafillah:
Ada
kesalahfahaman. Di teks Fatwa MUI; yang haram adalah PERAYAAN NATAL
BERSAMA, bukan ucapan selamat;
http://media.isnet.org/antar/etc/NatalMUI1981.html
Sayang
sekali; banyak yang tak membaca teks Fatwa MUI; lalu mengharamkan atas
nama mereka apa yang tiada di teks; atau terlanjur memaki..
Selasa, 17 Desember 2013
Referensi Jurnal Gizi
Selasa, 08 Oktober 2013
PANGGIL SAYA, RETNO.
Saya
dinamai Endah Retno Palupi. Kakek saya yang konon kabarnya memberikan nama itu,
selain pilihan nama lain, Novi misalnya. Dan sampai sekarang ini semakin
bervariasi interpretasi orang-orang tentang nama ini. Di antaranya yang paling
mengejutkan adalah saat masih SMP dulu, teman satu regu JAMCAB ada yang
nyeletuk, “Namamu Palupi, kupikir agamamu Budha.”
Dia
bilang begitu saat tau saya ambil wudhu untuk sholat. Memang waktu itu saya
belum mulai pakai jilbab. Jadi wajarlah dia tak langsung peka soal agama, karena
simbol-simbol agama belum nempel. But hijab
is not only a symbol, of course. That’s a faith J
Lalu
ada lagi yang mengira Palupi itu semacam marga, name family... karena dia kenal orang atau beberapa orang yang
namanya juga demikian. Pastinya! Saya tau banyak orang juga bernama Palupi,
bahkan yang persis sama “Endah Retno Palupi” juga ada. Tapi bukan, Palupi di
nama saya bukan marga. Tiga generasi di keluarga saya, hanya saya yang nama
belakangnya itu, terlebih lagi... keluarga besar saya bukan yang termasuk
menerapkan sistem patrilinier dengan mempertahankan nama belakang.
Yang
kadang terjadi adalah... nama ini jadi semacam bahan lucu-lucuan di awal
perkenalan, “Palupi apanya Pelupa?”, “Kalo cewek memang Lupi, kalo cowok pasti
namanya Lupa.” Lalu muncul sapaan-sapaan semacam “Pal”, “Palu”
I’m fine with that. Kalau hanya sebagai pemecah
suasana di tengah ketegangan perkenalan dan lebih memudahkan adaptasi. Yang kurang
bisa kuterima adalah bila itu terjadi terus-terusan, apalagi kalau
dipleset-plesetkan, apalagi ku dengar dari orang yang... “Siapa elo?” =_=a
Alasannya
simpel, saya ga suka dipanggil dengan nama pleset-plesetan, saya ga suka nama
dijadikan olok-olok. Kita juga sudah diajarkan untuk memanggil sebagaimana
orang tersebut ingin dipanggil.
Sebagian
yang lebih fair akan langsung menanyakan, apa artinya.
Ya!
Saya memperkenalkan diri dengan nama lengkap saya, dengan nama panggilan
Palupi, atau Upik. Dan untungnya belum
saya temukan orang yang mengira saya orang Minang saat tau saya dipanggil
Upik..hehe
Jarang
saya minta dipanggil Endah, atau Retno. Karena bukan dengan nama itu saya
besar. Bukan dengan nama itu saya terbiasa dipanggil. Walau pada awalnya saya
jengah dengan nama Palupi, karena tidak umum, karena nama itu yang paling berat
artinya...
Nama
saya bukan menggambarkan saya Budha, bukan nama marga, bukan pelesetan dari
alat pertukangan. Nama saya adalah nama Jawa, Jawa Kawi. Murni 100% Jawa, yang
memberikan nama pun seorang Jawa tulen yang memegang Jawanya (sungkem kasembah
kagem Eyang Kakung MS Setyodarmodjo). Dan inilah arti nama saya...
Endah
Artinya
baik/sedap dipandang. Dalam bahasa Jawa ada padanan katanya bisa jadi Peni, Raras, Laras kalau
putri. Kalau putra bisa jadi Bagus, Edi. Di bahasa Indonesia bisa diartikan
Indah.
Retno
Adalah
nama yang sering disematkan oleh orang Jawa untuk anak putri. Sama halnya seperti
Ratna. Belakangan, saya baru tahu kalau artinya bisa berarti mata/penglihatan. Atau...ada juga yang menyebutkan artinya: intan, mutiara...simply...permata. Wow!! I don't suppose that valuable word was put on my name. I amazed.
Palupi
Artinya
tuladha, contoh. Nih yang sempat membuat saya tak memperkenalkan nama panggilan “Palupi” : karena artinya! Serasa ada suatu yang harus saya contohkan lebih baik saat saya
dipanggil dengan nama itu. Sebelum saya tau arti nama saya ini, saya merasa
aneh sendiri dengan nama belakang saya itu. Ga umum, dan paling aneh di
rangkaian nama ini. Maka saya memperkenalkan diri dengan “Upi” sebagaimana
keluarga saya memaggil, atau “Lupi” seperti panggilan di lingkungan rumah
terdekat, tetangga. Dalam perkembangannya dari SD teman-teman banyak menyapa
dengan 2 pilihan nama itu, bertransformasi jadi “Upick” waktu SMP-SMA, lalu
tiba-tiba huruf “C” hilang dari penulisannya saat kuliah, “Upik”
Intinya
adalah, walaupun hanya sekedar nama, saya pribadi punya feel tersendiri terhadap nama belakang saya itu. Sampai saya sudah
bisa menerimanya sebagai nama yang utuh, sebagai bentuk pengharapan bahwa saya
bisa jadi contoh perempuan yang baik bagi sekitar. Harapa tinggi dan mulia
sekali dari orang tua ke generasinya. Maka saya sudah terbiasa memperkenalkan
diri dengan pedenya, “Palupi”. But, wait!
Tidakkah harapan ini terlalu tinggi?
Lalu
kembali tentang pengharapan itu. Ekspektasi.
Sebagaimana
sejarah panjang lebarnya berbagai respon orang terhadap nama. Demikian juga
respon dan persepsi orang tentang saya. Ini soal kepribadian, karakter, cara
kerja, or apapun itu yang berhubungan dengan penilaian orang lain pada diri.
Tidak
jarang saya jumpai orang-orang yang baru saya kenal langsung menggantungkan
ekspektasi tinggi pada saya. Overexpect,
overestimate. I don’t know why, I don’t know what the reasons. Yang pasti beberapa
kali saya pernah terjebak pada posisi itu dan saya tidak serta merta sengaja bermaksud
mengecewakan harapan mereka.
Lalu
secara random, utak atik gathuk, kadang
saya kembali menghubungkan dengan ekspektasi dalam nama saya. “Palupi” serasa
berat kembali walau kini benar saya sudah menerimanya.
Maka
izinkanlah saya dipanggil “Retno”. Satu-satunya kata yang netral dalam nama
saya, tidak mensifatkan baik/buruk. Tidak mengandung ekspektasi atau tanggung
jawab yang lebih. Hanya menggambarkan bahwa saya putri, saya perempuan Jawa.
Yang semoga selalu terbukakan mata, dan sekuat intan permata. aamiin...
Panggil saya, Retno.
Jumat, 30 Agustus 2013
Road to KELAS INSPIRASI MALANG (1) : Ivy School, 24 Agustus 2013
Dan
mungkin di Malang euphoria Kelas Inspirasi 2 (www.kelasinspirasi.org) hingga Kelas Inspirasi Surabaya
Fair pada 25-31 Maret 2013 tidak terlalu kentara karena teman-teman Penyala
sendiri juga tengah disibukkan oleh persiapan pelaksanaan Pack Your Spirit #2
lalu. Barulah setelah usai pelaksanaan PYS #2, mbak Shinta PM mengabarkan bahwa
benar Panitia Kelas Inspirasi (KI) Surabaya berencana mengadakan KI lebih luas:
se-Jawa Timur!!! Total 38 kota/kabupaten!!! Proyek besar. Namun seperti yang
dibilang kak Manda: THINK BIG, START SMALL, ACT NOW!! Begitulah cara meraih
mimpi yang besar.
Yak!
Sabtu 24 Agustus 2013 kemarin beberapa orang dari Malang menempuh perjalanan
berkilo-kilo meter (lebay) ke
Surabaya untuk menghadiri briefing panitia Kelas Inspirasi Jawa Timur. Sedikit
cerita behind the scene-nya, dimulai sejak suatu hari di tengah bulan Ramadhan,
Putri mengabarkan tanggal 24 Agustus akan ada briefing panitia di Surabaya.
Dari Penyala awalnya ada mbak Ani dan Nila yang bisa mewakili, namun ternyata
masing-masing mereka pada tanggal itu ada amanah masing-masing yang tidak bisa
ditinggalkan. Maka akhirnya fix saya dan Aulya yang akan berangkat ke Surabaya.
Tujuan kita ke Ivy School Royal Residence, Wiyung, Surabaya.
Selain
kita berdua, tentunya ada mbak Shinta, 6 orang dari UB Mengajar (Fauzi, Edy,
Rahma, Anis, Gadis, Qonita), Lila dan Dika dari UIN, serta Yusrindha dari
kampus UMM. Rencana awal kita mau naik bis barengan dari terminal Arjosari.
Namun dengan segala perubahan rencana maka akhirnya Yusrindha dan Dika
berangkat lebih dahulu ke Bungurasih via bis jam 05.30, Fauzi-Edy-Gadis-Qonita
berangkat naik motor, saya-mbak Shinta-Rahma-Anis berangkat dari arjosari jam
06.30, sementara Lila dan Aulya menunggu di Bungurasih.
Pukul
08.30 rombongan saya Alhamdulillah sudah sampai di terminal bungurasih. Belum
sarapan, kami memutuskan untuk makan dulu di warung makan sekitaran terminal.
Di sana juga Aulya akhirnya bergabung untuk kemudian melanjutkan perjalanan
bersama. Soal sarapan ini… huwaaawww saya baru tau dan mengalami sendiri makan
di terminal itu harganya WOW. Delapan belas ribu untuk sepiring rawon. T_T
Usai
sarapan, dengan menumpang taksi akhirnya kami berangkat ke Ivy School. Sudah
terlambat dari jam seharusnya, jam 09.00, kami berharap semoga tak ketinggalan
acara pentingnya. Oya! Tentang tempat tujuan kita ini, Ivy School, merupakan
sekolah untuk tingkat TK-SMA milik yayasan yang dikelola oleh Ce’ Juli. Beliau
adalah panitia sekaligus tokoh di balik layar suksesnya Kelas Inspirasi Surabaya
bulan Februari itu.
Sesampainya
di Ivy School, kami disambut oleh orang-orang berkaos oranye, merekalah
panitia. Hal yang pertama kami lakukan adalah registrasi, dan sedikit
berbincang dengan panitia. Kami semua juga menempelkan stiker bertuliskan nama
untuk memudahkan saling kenal, semua disediakan oleh panitia. Di sana saya
bertemu kak Yanti, seorang relawan Inspirator KI yang ternyata asal Tumpang!!
Untungnya
acara belum dimulai, jadi saya dan Aulya bisa dapat tempat duduk yang PW. Anis
dan Rahma segera bergabung dengan teman-teman UB Mengajar yang sudah lebih
dahulu sampai: Fauzi, Edy, Gadis, Qonita… tempat duduk mereka lumayan terpisah
dari saya dan Aulya. Dan mbak Shinta tiba-tiba saja jadi panitia dadakan ikut
membantu di registrasi. Hehe… mbak shinta reunian dengan mbak/mas PM.
Tak
lama kemudian acara pun dibuka oleh kak Ficky (yang dah ketahuan banget orang
radio walau belum pernah ketemu.. beliau pengarang buku Radio makes me horny. Baru ngepoin), lalu menyanyikan lagu
Indonesia Raya dipandu oleh kak Dina. Sedikit ice breaking oleh kak Fendy
tentang suit, menang-kalah, waras-gila, dan tepok-tepokan tangan. Kemudian kak
Ficky mengundang Ce’ Juli lalu Ce’ Juli memperkenalkan dan menceritakan
pengalaman panitia behind the scene pada
Kelas Inspirasi 2 di Surabaya Februari lalu. Setelah itu, kak Manda maju mempresentasikan dan
menjelaskan “Why do we gather in this place” and “What will we do next” serta
memperkenalkan panitia KI Surabaya. Lanjut….ishoma.
Selepas
ishoma, kak Ficky dan kak Anne mulai memfasilitasi “Lelang Kota”. Lelang Kota
berarti dari sekitar 80an orang yang hadir, akan didaftar berapa SDM-nya untuk
masing-masing kota. Dari Malang lumayan banyak juga lho…ada total 11 orang. Sebelum
bergabung untuk FGD kota, ada ice breaking dulu nih oleh kak Kusumo yang
penulis 100 ice breaking ituu… kami nari-nari coconut gitu. Ditambah lagi sama
kak Asril nari “unduh kelapa-mandi-handukan” what’s that game named?? Seru yang ge je!!
Kemudian
kita berkumpul menurut kota, focused group discussion (FGD), Malang
difasilitasi oleh kak Yanti (yang orang Tumpang) dan kak Dina (yang orang
Batu). Dari FGD ini terbentuk panitia lokal Malang dari peserta asal Malang
yang hadir (kami merencanakan se-Malang Raya: kota, kabupaten, +Batu) sebagai
berikut :
Media
& Documentation : Amanah (Amah), Dimas
Acara
& School Relation : Lila
External
Relation :
Yusrindha, Lilik, Arsyad
Recruitment
: Gadis, Aulya, Edy
Volunteer
Relation : Upik <saya>, Dika
Selain
itu tak ketinggalan pula mbak Shinta yang ndobel Bojonegoro dan Malang karena
beliau pada hari inspirasi 11 November sudah akan ada di Bojonegoro (kemarin
ada 3 orang untuk Bojonegoro).
Dan…
begitulah kepanitiaan sudah terbentuk. Ini langkah awal hingga nanti akhirnya
Hari Inspirasi akan terlaksana. THINK BIG, START SMALL, ACT NOW. Ini langkah
awal, bismillah…
Dan
belum terlambat bagi teman-teman yang ingin terlibat pada acara yang
menginspirasi ini!! Terus kepo-in www.kelasinspirasi.org karena akan segera dibuka portal
pendaftaran relawan inspirator/fotografer/videographer. Terus dibuka kesempatan
bagi teman-teman yang berminat jadi relawan panitia/fasilitator.
Follow
@KlsinspirasiMlg
add FB
Kelas Inspirasi Malang ^^
"Bagi Anda hanya satu hari
cuti bekerja, namun bagi murid-murid itu bisa menjadi hari yang menginspirasi
mereka seumur hidup. Berbagi cerita, pengetahuan, dan pengalaman untuk menjadi
cita-cita dan mimpi mereka."
Langganan:
Postingan (Atom)